Selasa, 30 Juni 2015


Surakarta- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengadakan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) tahun ajaran 2015/2016. Tes ujian masuk bagi mahasiswa baru yang dilaksanakan pada hari senin hingga selasa (22-23/6) ini digelar serentak bersama Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTAIN) diberbagai wilayah Indonesia. 
UM PTKIN merupakan jalur Gelombang ke II Masuk IAIN Surakarta setelah jalur SPAN. ujian yang diselenggarakan hari senin hingga selasa ini ini diikuti oleh 1973 Pendaftar dan yang mengikuti tes, Seluruh gedung perkuliahan digunakan sebagai tempat tes peserta hingga tak ketinggalan Gedung Audiotorium IAIN Surakarta. Sistem pengawan UM PTKIN sudah semakin efektif ruangan ujian  20 orang peserta dengan 1 pengawas ujian.
mirisnya meski UM PTKIN tahun 2015 lebih meningkat dari pada tahun sebelumnya. Penataan Parkir Sepeda Motor menjadi pokok permasalahan UM PTKIN IAIN Surakarta. Banyak kendaraan bermotor diparkir diberbagai tempat yang bukan seharusnya. Kurangnya pengawasan parkir membuat kendaraan diparkir sembarang tempat . menurut Ucok, staf pemantau UM PTKIN kendaraan yang diparkir ditempat sembarangan disebabkan banyaknya Peserta Tes UM PTKIN  yang masih kurang mengerti dengan tempat parkir yang seharusnya.
 kendala berlangsungnya UM PTKIN  banyak kendaraan sepeda motor yang diparkirkan sembarangan seperti didepan Gedung Layanan Masyarakat (GLM) dan  Gedung BRI yang sebenarnaya disediakan bagi tamu dan Pelanggan BRI.  “Mahasiswa seharusnya memarkirkan kendaraannya ditempat yang telah disediakan didalam kampus” ujar Ucok.
SEMBARANGAN : Kendaraan sepeda motor memnuhi GLM yang seharusnya buka tempat parkir bagi mahasiswa (22/6)

Sependapat dengan Ucok, Ade Imam Arifin selaku Presiden BEM IAIN Surakarta. Mengatakan, Pelaksaan UM PTKIN IAIN Surakarta 2015 memang sangat bagus dan meningkat dari tahun sebelumnya termasuk sudah adanya informasi dan papan penunjuk bagi peserta sehingga sangat Memudahkan Peserta. akan tetapi masih kurang tertib dan terkendala dalam Parkir kendaraan “Parkir Kendaraan IAIN Surakarta masih terkesan kurang tertata dengan rapi” imbuhnya.

Parkir yang berantakan disebabkan karena banyak yang belum mengerti dengan tempat parkir yang seharusnya. Saat ini jumlah pendaftar UM PTKIN 2015 meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Diana, Kasubag IAIN ia berpendapat bahwa jumlah gedung iain Surakarta  untuk ujian saat ini sudah cukup dengan jumlah peserta dan fasilitas yang disediakan panitia. Sehingga tahun depannya memungkinkan penambahan ruangan lagi bagi peserta apabila jumlah pendaftar bertambah. Ujarnya. (Alfiansyah/KPI)




MIRIS.SELEKSI UM PTKIN 2015, IAIN DIKELUHKAN PARKIR


Surakarta- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengadakan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) tahun ajaran 2015/2016. Tes ujian masuk bagi mahasiswa baru yang dilaksanakan pada hari senin hingga selasa (22-23/6) ini digelar serentak bersama Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTAIN) diberbagai wilayah Indonesia. 
UM PTKIN merupakan jalur Gelombang ke II Masuk IAIN Surakarta setelah jalur SPAN. ujian yang diselenggarakan hari senin hingga selasa ini ini diikuti oleh 1973 Pendaftar dan yang mengikuti tes, Seluruh gedung perkuliahan digunakan sebagai tempat tes peserta hingga tak ketinggalan Gedung Audiotorium IAIN Surakarta. Sistem pengawan UM PTKIN sudah semakin efektif ruangan ujian  20 orang peserta dengan 1 pengawas ujian.
mirisnya meski UM PTKIN tahun 2015 lebih meningkat dari pada tahun sebelumnya. Penataan Parkir Sepeda Motor menjadi pokok permasalahan UM PTKIN IAIN Surakarta. Banyak kendaraan bermotor diparkir diberbagai tempat yang bukan seharusnya. Kurangnya pengawasan parkir membuat kendaraan diparkir sembarang tempat . menurut Ucok, staf pemantau UM PTKIN kendaraan yang diparkir ditempat sembarangan disebabkan banyaknya Peserta Tes UM PTKIN  yang masih kurang mengerti dengan tempat parkir yang seharusnya.
 kendala berlangsungnya UM PTKIN  banyak kendaraan sepeda motor yang diparkirkan sembarangan seperti didepan Gedung Layanan Masyarakat (GLM) dan  Gedung BRI yang sebenarnaya disediakan bagi tamu dan Pelanggan BRI.  “Mahasiswa seharusnya memarkirkan kendaraannya ditempat yang telah disediakan didalam kampus” ujar Ucok.
SEMBARANGAN : Kendaraan sepeda motor memnuhi GLM yang seharusnya buka tempat parkir bagi mahasiswa (22/6)

Sependapat dengan Ucok, Ade Imam Arifin selaku Presiden BEM IAIN Surakarta. Mengatakan, Pelaksaan UM PTKIN IAIN Surakarta 2015 memang sangat bagus dan meningkat dari tahun sebelumnya termasuk sudah adanya informasi dan papan penunjuk bagi peserta sehingga sangat Memudahkan Peserta. akan tetapi masih kurang tertib dan terkendala dalam Parkir kendaraan “Parkir Kendaraan IAIN Surakarta masih terkesan kurang tertata dengan rapi” imbuhnya.

Parkir yang berantakan disebabkan karena banyak yang belum mengerti dengan tempat parkir yang seharusnya. Saat ini jumlah pendaftar UM PTKIN 2015 meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Diana, Kasubag IAIN ia berpendapat bahwa jumlah gedung iain Surakarta  untuk ujian saat ini sudah cukup dengan jumlah peserta dan fasilitas yang disediakan panitia. Sehingga tahun depannya memungkinkan penambahan ruangan lagi bagi peserta apabila jumlah pendaftar bertambah. Ujarnya. (Alfiansyah/KPI)




Sabtu, 27 Juni 2015

Profile IAIN Surakarta


Spoiler for gerbang pintu masuk IAIN Surakarta









iain surakarta

Profile IAIN Surakarta


Spoiler for gerbang pintu masuk IAIN Surakarta









Minggu, 21 Juni 2015

IAIN Surakarta yang disahkan melalui Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2011 merupakan hasil alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Selanjutnya, STAIN Surakarta yang berdiri sejak 30 Juni 1997 (25 Safar 1418 H) awalnya berasal dari IAIN Walisongo di Surakarta yang berdiri pada 12 September 1992.

Berdirinya IAIN Walisongo di Surakarta ini merupakan gagasan H. Munawir Sadzali, MA.—yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia— sebagai pilot project untuk memperbaiki mutu IAIN yang sudah ada dan dianggap belum ideal serta masih banyak memerlukan pembenahan.

Harapan H. Munawir Sadzali, MA waktu itu adalah agar IAIN Walisongo di Surakarta mampu menampilkan diri sebagai IAIN unggulan yang mencetak para lulusan berdaya saing tinggi dan memiliki prestasi-prestasi akademik yang diakui oleh lembaga-lembaga yang kredibel. Itulah sebabnya, input mahasiswa IAIN Walisongo di Surakarta berasal dari para lulusan  MANPK   (Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus  dari  seluruh  Indonesia) sebuah input mahasiswa yang sangat unggul dan pilihan serta diharapkan menjadi pilot project.
Namun selama lebih kurang 5 tahun IAIN Walisongo di Surakarta berjalan, pada 30 Juni 1997 melalui kebijakan Menteri Agama yang baru waktu itu, Drs. Malik Fadjar, M.Sc. IAIN Walisongo di Surakarta ini diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Kebijakan ini juga menetapkan seluruh fakultas filial (fakultas daerah) seperti Fakultas Syari’ah di Pekalongan dan Fakultas Ushuludin di Kudus yang tadinya telah direlokasi ke Surakarta menjadi STAIN Pekalongan dan STAIN Kudus.


Nampaknya, kebijakan Menteri Agama tentang pendirian fakultas-fakultas daerah menjadi STAIN, terutama sekali STAIN Surakarta, memberikan semacam blessing in disguise (berkah tersembunyi).  Melalui kerja keras dan usaha terus-menerus ke arah peningkatan mutu akademik selama 13 tahun.
Akhirnya pada 3 Januari 2011 STAIN Surakarta bertransformasi menjadi IAIN Surakarta dengan tiga fakultas, yakni: Fakultas Ushuludin dan Dakwah, Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, serta Fakultas Tarbiyah dan Bahasa. Peralihan ini, sungguh merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi seluruh civitas akademika dan seluruh masyarakat Islam di Surakarta. Kebanggaan makin bertambah ketika pada 28 Juli 2011 IAIN Surakarta diresmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si sekaligus pelantikan Rektor yang pertama tanpa hambatan apapun. Dengan demikian, peralihan ini merupakan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan harus terus dijadikan moment of truth bagi IAIN Surakarta untuk memerankan diri sebagai agent of Islamization dan agent of social change.
Selanjutnya, dengan statusnya yang baru IAIN Surakarta yang memiliki potensi-potensi di antaranya: potensi sejarah (memiliki sejarah panjang peradaban Jawa), letak geografis (terletak di segi tiga emas: Yogyakarta-Semarang/Salatiga-Surabaya ditambah tersedianya Bandar Udara Internasional Adisumarmo), dan sumber-sumber daya manusia yang melimpah (karena berdekatan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi di sekitarnya), maka pengembangannya ke depan sangat dimungkinkan dan memiliki peluang terbuka. Argumen ini ditunjukkan melalui catatan atau data lulusan yang sejak berdirinya pada 12 September 1992 hingga 2014 lembaga ini telah meluluskan lebih kurang 10.000 mahasiswa.
Data yang lainnya juga dapat disebutkan oleh fakta bahwa dari tahun ke tahun animo mahasiswa yang memilih studi di IAIN Surakarta terus meningkat.

source : http://www.iain-surakarta.ac.id/?page_id=628

PROFIL IAIN SURAKARTA

IAIN Surakarta yang disahkan melalui Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2011 merupakan hasil alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Selanjutnya, STAIN Surakarta yang berdiri sejak 30 Juni 1997 (25 Safar 1418 H) awalnya berasal dari IAIN Walisongo di Surakarta yang berdiri pada 12 September 1992.

Berdirinya IAIN Walisongo di Surakarta ini merupakan gagasan H. Munawir Sadzali, MA.—yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia— sebagai pilot project untuk memperbaiki mutu IAIN yang sudah ada dan dianggap belum ideal serta masih banyak memerlukan pembenahan.

Harapan H. Munawir Sadzali, MA waktu itu adalah agar IAIN Walisongo di Surakarta mampu menampilkan diri sebagai IAIN unggulan yang mencetak para lulusan berdaya saing tinggi dan memiliki prestasi-prestasi akademik yang diakui oleh lembaga-lembaga yang kredibel. Itulah sebabnya, input mahasiswa IAIN Walisongo di Surakarta berasal dari para lulusan  MANPK   (Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus  dari  seluruh  Indonesia) sebuah input mahasiswa yang sangat unggul dan pilihan serta diharapkan menjadi pilot project.
Namun selama lebih kurang 5 tahun IAIN Walisongo di Surakarta berjalan, pada 30 Juni 1997 melalui kebijakan Menteri Agama yang baru waktu itu, Drs. Malik Fadjar, M.Sc. IAIN Walisongo di Surakarta ini diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta. Kebijakan ini juga menetapkan seluruh fakultas filial (fakultas daerah) seperti Fakultas Syari’ah di Pekalongan dan Fakultas Ushuludin di Kudus yang tadinya telah direlokasi ke Surakarta menjadi STAIN Pekalongan dan STAIN Kudus.


Nampaknya, kebijakan Menteri Agama tentang pendirian fakultas-fakultas daerah menjadi STAIN, terutama sekali STAIN Surakarta, memberikan semacam blessing in disguise (berkah tersembunyi).  Melalui kerja keras dan usaha terus-menerus ke arah peningkatan mutu akademik selama 13 tahun.
Akhirnya pada 3 Januari 2011 STAIN Surakarta bertransformasi menjadi IAIN Surakarta dengan tiga fakultas, yakni: Fakultas Ushuludin dan Dakwah, Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, serta Fakultas Tarbiyah dan Bahasa. Peralihan ini, sungguh merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi seluruh civitas akademika dan seluruh masyarakat Islam di Surakarta. Kebanggaan makin bertambah ketika pada 28 Juli 2011 IAIN Surakarta diresmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si sekaligus pelantikan Rektor yang pertama tanpa hambatan apapun. Dengan demikian, peralihan ini merupakan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan harus terus dijadikan moment of truth bagi IAIN Surakarta untuk memerankan diri sebagai agent of Islamization dan agent of social change.
Selanjutnya, dengan statusnya yang baru IAIN Surakarta yang memiliki potensi-potensi di antaranya: potensi sejarah (memiliki sejarah panjang peradaban Jawa), letak geografis (terletak di segi tiga emas: Yogyakarta-Semarang/Salatiga-Surabaya ditambah tersedianya Bandar Udara Internasional Adisumarmo), dan sumber-sumber daya manusia yang melimpah (karena berdekatan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi di sekitarnya), maka pengembangannya ke depan sangat dimungkinkan dan memiliki peluang terbuka. Argumen ini ditunjukkan melalui catatan atau data lulusan yang sejak berdirinya pada 12 September 1992 hingga 2014 lembaga ini telah meluluskan lebih kurang 10.000 mahasiswa.
Data yang lainnya juga dapat disebutkan oleh fakta bahwa dari tahun ke tahun animo mahasiswa yang memilih studi di IAIN Surakarta terus meningkat.

source : http://www.iain-surakarta.ac.id/?page_id=628